Beauty of Serie A ’Kebangkitan 7 Club Italia'


Beauty of Serie A ’Kebangkitan Tujuh Keindahan Dari Italia

Bagi agan2 yg kelahiran tahun 80an atau 90an awal pasti waktu kecil suka nonton nih liga paling seru di dunia (waktu itu). Karena sering nonton pun akhirnya agan2 punya klub idola dari Serie A kan? Klub idolanya pun gak akan jauh2 dari the magnificent seven, yaitu Inter, Milan, Juventus, AS Roma, Lazio, Fiorentina, dan Parma. Tapi apa kabar sekarang Serie A dengan magnificent sevennya? Pada era pertengahan 2000 serie A mulai meredup. Semoga sekarang saatnya Serie A mulai bangkit dan kembali memunculkan the magnificent seven jilid 2.

Masa Kejayaan
Serie A pada era 90an adalah kiblat dari liga-liga di Eropa dan liga-liga dunia. Pemain bintang kelas dunia silih berganti ingin merumput di sini, bahkan ada ungkapan jika seorang pemain keluar dari Serie A, maka ia sebenarnya adalah pemain yang terbuang.

Fans Serie A Italia masih ingat betul dengan sosok-sosok pesepakbola seperti Paolo Maldini, Lilian Thuram, Fabio Canavaro, Gianluigi Buffon, Ronaldo, Francesco Toldo, Gianluca Pagliuca, Gabriel Batistuta, Ivan Zamorano, Gennaro Gattuso, George Weah, Oliver Bierhoff, Alesandro Del Piero serta sederet pemain bintang lain.

Era 90an memang Serie A Italia memang sedang alami kejayaan. Soal prestasi pun saat itu klub Serie A Italia merajai kompetisi di Eropa, sebut saja AC Milan yang sukses di kancah liga Champions pada 1989/90 dan 1993/94. Lalu Juventus yang sukses menjadi raja di Piala Winners pada 1989/90 dan 1992/93 serta Inter Milan yang sukses di Piala UEFA pada 1990/91 dan 1993/94. Soal transfer pun saat itu pemberitaan hampir seluruh di media cetak memaparkan soal kepindahan pemain di Serie A Italia. Beberapa rekor pemain termahal terpecahkan di Serie A, seperti Ronaldo dan Hernan Crespo

Pada masa itu terdapat tim-tim yang menjadi raksasa dan bersaing memperebutkan scudetto. Tim tersebut disebut the magnificent seven yang terdiri dari Inter Milan, AC Milan, Juventus, AS Roma, Lazio, Fiorentina dan Parma.

Keindahan sepakbola italia di masa lalu





Masa Kejayaan

Serie A pada era 90an adalah kiblat dari liga-liga di Eropa dan liga-liga dunia. Pemain bintang kelas dunia silih berganti ingin merumput di sini, bahkan ada ungkapan jika seorang pemain keluar dari Serie A, maka ia sebenarnya adalah pemain yang terbuang.
Fans Serie A Italia masih ingat betul dengan sosok-sosok pesepakbola seperti Paolo Maldini, Lilian Thuram, Fabio Canavaro, Gianluigi Buffon, Ronaldo, Francesco Toldo, Gianluca Pagliuca, Gabriel Batistuta, Ivan Zamorano, Gennaro Gattuso, George Weah, Oliver Bierhoff, Alesandro Del Piero serta sederet pemain bintang lain.
Era 90an memang Serie A Italia memang sedang alami kejayaan. Soal prestasi pun saat itu klub Serie A Italia merajai kompetisi di Eropa, sebut saja AC Milan yang sukses di kancah liga Champions pada 1989/90 dan 1993/94. Lalu Juventus yang sukses menjadi raja di Piala Winners pada 1989/90 dan 1992/93 serta Inter Milan yang sukses di Piala UEFA pada 1990/91 dan 1993/94.
Soal transfer pun saat itu pemberitaan hampir seluruh di media cetak memaparkan soal kepindahan pemain di Serie A Italia. Beberapa rekor pemain termahal terpecahkan di Serie A, seperti Ronaldo dan Hernan Crespo
Pada masa itu terdapat tim-tim yang menjadi raksasa dan bersaing memperebutkan scudetto. Tim tersebut disebut the magnificent seven yang terdiri dari Inter Milan, AC Milan, Juventus, AS Roma, Lazio, Fiorentina dan Parma.

Masa Keterpurukan Serie A

Saat badai finansial mendera Italia di awal 2000an, Serie A lambat laun mulai ditinggalkan penggemarnya. Beberapa klub mulai gulung tikar. Klub pertama yang terkena imbasnya ialah Fiorentina anggota magnificent seven Serie A Italia pada 2002 lalu. Klub ini bahkan sempat turun ke Serie B dan harus berganti nama.
Satu persatu pesona Serie A Italia mulai memudar. Klub-klub Italia saat itu lebih banyak mendatangkan pemain yang sudah berusailanjut atau dengan status pemain pinjaman.
Krisis finansial yang mendera klub-klub peserta membuat daya beli menurun. Akibatnya, klub-klub tidak bisa mendatangkan pemain berlabel bintang dan yang terjadi justru melego aset-aset berharga mereka. Pemain-pemain bintang pun lantas eksodus ke kompetisi lain dan Serie-A sama sekali tak dilirik.
Imbas paling terasa jelas daya saing klub di pentas Eropa. Tanpa pemain bintang, prestasi klub-klub Serie-A di pentas Eropa pun meredup. Efeknya jelas menurunkan nilai koefisien liga dibanding liga-liga lain. Pada akhirnya koefisien Serie-A terus turun hingga disalip Bundesliga 1. Kuota klub yang berlaga di Liga Champions pun berkurang dari 4 menjadi 3 tim.


Masa Kebangkitan Serie A

Perlahan dengan pasti Serie A Italia mulai beranjak dari keterpurukannya. Embrio untuk kembali menaikkan pamor kompetisi telah mulai dirintis. Keberhasilan Juventus melaju ke final Liga Champions 2014-15 mengindikasikan bahwa Serie-A telah mulai kompetitif. Musim kompetisi 2015-16 pun diyakini akan menjadi titik balik kebangkitan Serie-A.
Di bursa trasnfer musim panas ini, klub-klub besar Serie A Italia seperti AC Milan, Inter Milan, dan Juventus tunjukan semangat mereka tak sekedar bersaing di kancah lokal namun juga Eropa. Tim-tim elite lain seperti AS Roma, Lazio, Napoli, dan Fiorentina juga tak tinggal diam. Mereka bergeliat untuk memperkuat skuad demi satu tujuan yakni mengusik dominasi Juventus.
Geliat transfer klub-klub elite tersebut yang menjadi salah satu indikator bahwa kompetisi 2015-16 bakal lebih menarik sehinggap pamor Serie-A kembali mencorong. Pemain-pemain baru yang datang tak hanya berasal dari perpindahan antarklub Serie-A saja melainkan juga datang dari liga-liga lain seperti Divisi Primera dan Ligue 1. Ini jelas menjadi bukti bahwa atmosfer Serie-A masih diminati pemain-pemain bintang. Ini menjadi pertanda bahwa Serie A Italia mulai tunjukan awal kebangkitan sebagai liga terbesar di Eropa dengan dipenuhi deretan pemain besar, perusahaan besar yang berinvestasi serta raihan gelar bergengsi di Eropa.
Namun sayang ditengah Serie A Italia yang sedang bangkit harus ternodai dengan bangkrutnya klub yang termasuk the magnificent 7, AC Parma. Parma harus bermain di Serie D musim ini.
Akankah kebangkitan Serie A akan diikuti kebangkitan the magnificent seven? The magnificent 7 musim ini bakal ditempati oleh tim-tim seperti Inter Milan, AC Milan, Juventus, AS Roma, Lazio, Fiorentina dan Napoli menggantikan Parma. Perlu diingat Napoli pernah merajai serie A saat diperkuat oleh Diego Maradona.

Berikut ulasan 7 klub yang akan menjadi the magnificent jilid 2

  Inter Milan


Inter Milan sangat serius untuk mengarungi musim 2015/2016. Hal itu terlihat dari pembelian pemain di bursa transfer musim panas 2015. Nerazzurri tidak ragu-ragu mengeluarkan dana yang besar untuk membeli pemain yang dibutuhkan.
Dengan pembelian itu, Inter telah mendatangkan sepuluh pemain di bursa transfer musim ini. Para pemain itu adalah Geoffrey Kondogbia, Jeison Murillo, Joao Miranda, Martin Montoya, Jonathan Biabiany, Stevan Jovetic, Alex Telles, Ivan Perisic, Adem Ljajic dan Felipe Melo. Hasilnya bisa dilihat bahwa Inter menjadi tim papan atas Serie A sampai sejauh ini dan lini pertahanan mereka sangat solid ditembus tim lawan.
Spoiler for AC Milan
Quote:
Selain Inter, AC Milan juga termasuk jor-joran beli pemain musim ini. Silvio Berlusconi ingin AC Milan kembali menjadi raksasa Italia, bahkan Eropa. Milan yang beberapa musim belakang sering mengontrak pemain yang free transfer, kini tidak main-main dalam mendatangkan pemain. Predator La Liga musim lalu, Carlos Bacca dan pemain asal Brazil Luis Adriano didatangkan untuk menjamin keganasan lini serang Milan. Selain itu, Milan juga tidak ragu untuk mengeluarkan dana besar bagi dua pemain muda potensial Italia, Bertollacci dan Romagnoli. Dengan polesan pelatih Mihajlovic perlahan tapi pasti AC Milan kembali merangkak ke papan atas Serie A.

  Juventus


Musim ini Juventus kehilangan pilar utama mereka, Carlos Teves, Andrea Pirlo dan Arturo Vidal. Pos yang ditinggalkan tersebut segera tergantikan oleh kedatangan pemain kelas dunia Sami Khedira, selain juga hernanes, kemudian calon bintang masa depan Paulo Dybala, Zaza dan mantan bintang Bayer Munchen Mario Mandzukic. Walaupun saat ini belum menunjukkan kekompakan tim di Serie A, Juventus tetaplah Juventus, tim besar Serie A yang cepat atau lambat akan segera naik ke papan atas Serie A.
Spoiler for AS Roma
Quote:
AS Roma beberapa tahun ini konsisten di papan atas Serie A menjadi kandidat Scudeto. Musim ini mereka melakukan berbagai pembenahan di bernagai sektor. Lini serang AS Roma menjadi momok bek-bek lawan dengan kehadiran Mohammed Salah dan Edin Dzeko. Untuk posisi penjaga gawang dipercayakan kepada mantan bintang Arsenal, Szczesny.

  Fiorentina


Kebangkitan Fiorentina Musim ini menandai bangkitnya the magnificent seven. Fiorentina dibawah asuhan pelatih Paulo Sousa menjelma menjadi tim yang menakutkan. Lini depan mereka sangat produktif dengan masuknya Nikola Kalinic dari Dnipro. Sejauh ini Fiorentina Konsisten bertengger di Papan atas Serie A.
Spoiler for Lazio
Quote:
Musim lalu Lazio bertengger di posisi 3 Serie A Italia dan menjadi finalis Copa Italia. Tak ingin ketinggalan dengan para kontestan Serie A lainnya, Lazio pun ikut berbenah. Sejumlah pemain dilepas dan digantikan oleh pemain lainnya. Tambahan beberapa pemain tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas tim asal ibukota tersebut. Pelatih kepala Lazio, Stefano Pioli, mengungkap salah satu rahasianya dalam melatih. Ia mengaku banyak menerapkan hal-hal positif yang dicontoh dari cara nakhoda Bayern Munich, Pep Guardiola, dalam memimpin tim.

  Napoli

Napoli musim ini dinahkodai oleh pelatih Sarri. Dengan komposisi pemain yang tidak banyak berubah dari musim lalu, Napoli semakin kompak dan menunjukkan bahwa mereka siap bersaing di papan atas Serie A. Sejauh ini kemenangan Napoli sering diwarnai dengan skor besar. Hasil sangat memuaskan tersebut tidak lepas dari performa gemilang dua penyerang mereka, Gonzalo Higuain dan Lorenzo Insigne, di musim ini. Pelatih Sarri sukses membawa Napoli menjadi tim yang disegani.

 

 

 Lazio

Musim lalu Lazio bertengger di posisi 3 Serie A Italia dan menjadi finalis Copa Italia. Tak ingin ketinggalan dengan para kontestan Serie A lainnya, Lazio pun ikut berbenah. Sejumlah pemain dilepas dan digantikan oleh pemain lainnya. Tambahan beberapa pemain tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas tim asal ibukota tersebut. Pelatih kepala Lazio, Stefano Pioli, mengungkap salah satu rahasianya dalam melatih. Ia mengaku banyak menerapkan hal-hal positif yang dicontoh dari cara nakhoda Bayern Munich, Pep Guardiola, dalam memimpin tim.

Akankah Serie A kembali berjaya dengan magnificent sevennya?

0 Response to "Beauty of Serie A ’Kebangkitan 7 Club Italia'"

Post a Comment